Kamis, 29 Oktober 2015

Contoh Laporan Genetika (Hukum Mendel 1)

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA 2.HUKUM MENDEL 1


Hevia Purnama Sari
NPM:E1J013014
Shift:A1 Selasa (12.00-14.00)
 Kelompok: 3 (tiga)

 LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Dasar Teori
         Ilmu yang mempelajari tentang mekanisme pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut ilmu genetika (berasal dari bahasa Latin, yaitu Genos = asal usul). Pengetahuan tentang adanya sifat menurun pada makhluk hidup sebenarnya sudah lama berkembang hanya belum dipelajari secara sistematis, penelitian mengenai pola-pola penurunan sifat baru diketahui pada abad ke-19 oleh Mendel.(Anonim.2013).
         Orang yang pertama-tama yang mengadakan percobaan perkawinan silang ialah Gregor Mendel,seorang rahib Australia yang hidup pada tahun 1822-1884, dan dia dikenal sebagai pencipta atau Bapak Genetika. (Suryo, 2008).
         Beliau melakukan serangkaian percobaan persilangan pada kacang ercis ( Pisum sativum).Dari percobaan yang dilakukannya selam bertahun-tahun tersebut,Mendel berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat yang kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan.Mendel telah memilih tanaman ercis untuk percobaannya karena tanaman ini hidupnya tidak lama (merupakan tanaman setahun), mudah tumbuh dan mudah disilangkan.Tanaman ercis memiliki bunga sempurna, yang berarti pada bunga ini terdapat benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina), sehingga biasanya terjadi penyerbukan sendiri. Perkawinan silang dapat berlangsung beberapa generasi terus-menerus akan menghasilkan keturunan yang selalu memiliki sifat keturunan yang sama dengan induknya.(Suryo, 2008)
         Teori tentang pewarisan sifat ini dekenal dengan nama  Hukum Mendel.Hukum Mendel I yang dikenal sebagai Hukum Pemisahan Gen Sealel (The law of Segregation of Allelic Genes Principles of Segregation) yang berbunyi: “semasa pembentukan gamet pasangan alel suatu gen terpisah dan terdapat dalam gamet yang berlainan.”Hukum Mendel I adalah perkawinan dua tetua yang memiliki satu sifat beda (monohibrid).(Syamsuri,2004).
1.2 Tujuan Percobaan
      Adapun tujuan dari praktikum tentang hukum mendel 1 adalah:

1.      Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel

2.      Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan

3.      Memahami pengertian dominan, resesif, genotipe, fenotipe

BAB II

BAHAN DAN METODE  PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

  Ø  Model gen (Kancing genetik) 2 warna

  Ø  Dua buah stoples.

2.2 Cara Kerja

1.      Mengambil model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji (30 jantan dan 30 betina).

2.      Menyisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.

3.      Membuka pasangan gen di atas(langkah 2), ini dimisalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet, baik oleh individu merah atau individu putih.

4.      Menggabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu putih.

5.      Memisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.

6.      Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih masukkan kedalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam stoples betina.

7.      Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut lalu mengambil secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian pasangkan.

8.      Melakukan secara terus-menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat setiap pasangan gen yang terambil kedalam table pencatatan.

9.      Bisa juga dengan mengambilkan model gen yang terambil (langkah 8) kedalam stoples  masing-masing untuk selanjutnya mendapatkan kesempatan terambil lagi. Lakukan percobaan serupa untuk pengmbilan 20 x, 40, dan 60x.




BAB III
HASIL
Tabel 1.Untuk pengambilan 20 X
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIII II
7
2
Merah-putih
IIII IIII
10
3
Putih-putih
III
3

Tabel 2.Untuk pengambilan 40 X
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIII IIII I
11
2
Merah-putih
IIII IIII IIII IIII
20
3
Putih-putih
IIII IIII
9

Tabel 3.Untuk pengambilan 60 X
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIII IIII IIII
15
2
Merah-putih
IIII IIII IIII IIII IIII IIII I
31
3
Putih-putih
IIII IIII IIII
14








Tabel 4.Perbandingan atau nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan /teoritis/Expected (E) untuk pengambilan 20 X
Fenotipe
Pengamatan (observasi)
Harapan (Expected)
Deviasi (O-E)
Merah
17
15
2
Putih
3
5
-2
Total
20
20
0

Tabel 5.Perbandingan atau nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan /teoritis/Expected (E) untuk pengambilan 40 X
Fenotipe
Pengamatan (observasi)
Harapan (Expected)
Deviasi (O-E)
Merah
31
30
1
Putih
9
10
-1
Total
40
40
0

Tabel 6.Perbandingan atau nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan /teoritis/Expected (E) untuk pengambilan 60 X
Fenotipe
Pengamatan (observasi)
Harapan (Expected)
Deviasi (O-E)
Merah
46
45
1
Putih
14
15
-1
Total
60
60
0








BAB IV
 PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan pada pengambilan gen jantan dan gen betina pada stoples dilakukan pengacakan gen jantan dan gen betina,lalu dilakukan percobaan dengan mengambil sepasang gen beberapa kali dalam 3 kali percobaan.
Percobaan 1.pengambilan 20x,menghasilkan merah-merah (MM)=7, merah putih (Mm)=10 dan putih-putih (mm)= 3. sehingga pada fenotipe merah, putih observasi = 17 dan 3, harapannya 15 dan 5 dan deviasi yang diperoleh 2 dan -2.Sehingga total deviasi sama dengan 0.
Percobaan 2.pengambilan 40x,menghasilkan merah-merah (MM)=11, merah putih(Mm)= 20 dan putih-putih (mm)=9. sehingga pada fenotipe merah, putih observasi = 31 dan 9, harapannya 15 dan 5 dan deviasi yang diperoleh 1 dan -1.Sehingga total deviasi sama dengan 0.
Percobaan 3.pengambilan 60x,menghasilkan merah-merah (MM)=15, merah putih(Mm)=31 dan putih-putih (mm)=14. sehingga pada fenotipe merah, putih observasi = 31 dan 9, harapannya 15 dan 5 dan deviasi yang diperoleh 1 dan -1.Sehingga total deviasi sama dengan 0.
Percobaan sebanyak 3 kali telah dilakukan yaitu dengan beberapa kali pengambilan (20x, 40x, dan 60x) model gen jantan baik merah maupun putih dan model gen betina baik merah maupun putih dengan tanpa melihat dan sambil mengacak gen-gen tersebut, didapat nisbah atau perbandingan genotipe yang mendekati perbandingan 1:2:1.
 Berikut contoh pada pelaksanaan praktikum yang dimisalkan dengan kancing genetik merah yang melambangkan individu jantan dan kancing genetik putih melambangkan individu betina. Gen jantan merah (MM) disilangkan dengan gen betina putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil F1 yang semuanya memiliki individu Merah (jantan). jika F1 ini ditanam dan diadakan penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan individu Merah dan putih dengan perbandingan : 1 : 2 : 1.







P1                 MM    ><    mm
gamet              M              m
F1                            Mm
Sehingga dihasilkan F1 Merah putih 100%
Lalu disilangkan F1 dengan sesamanya,sebagai berikut:
           P2                Mm   ><  Mm
            gamet          M             M
                                 m            m
F2   

M
m
M
MM
Mm
m
Mm
mm

dihasilkan genotipe MM:1,Mm:2,dan mm:1   
merah-merah:1
merah-putih :2
putih-putih :1
jika merah dominan terhadap putih maka fenotipe yang muncul adalah:
merah:3 dan putih:1
   Ø   Perbandingan Fenotipe F2 persilangan monohibrid adalah Merah : putih = 3: 1.
   Ø   Perbandingan Genotipenya MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.
Dengan didapatnya hasil seperti diatas, dinyatakan bahwa setiap hasil pengamatan yang kita lakukan hasil dari pengamatan (observasi) dengan harapan  sangat kecil sekali perbedaannya, yaitu perbandingannya 1:2:1. Untuk hasil fenotipe merah yang selalu unggul dalam jumlah observasi maupun harapan dari fenotipe putih, deviasinya selalu sama angkanya, tetapi hanya berbeda di tanda negative (yang berarti kurang/lebih sedikit)  dan positif (bertambah/lebih banyak).  Hal ini berhubungan dengan Hukum Mendel I bahwa gen memiliki bentuk alternative yang mengatur variasi pada keturunannya.



Ge
BAB V
KESIMPULAN

1.      Pada persilangan monohibrid setiap pengambilan peluang keturunan selanjutnya mempunyai genotipe rata-rata mendekati perbandingan 1:2:1 dan fenotipe mendekati 3:1
2.      pengambilan 20X,  7:10:3
pengambilan 40X,  11:20:9
pengambilan 60X,  15 :31:14
Jika merah dominan maka fenotipe yang diperoleh adalah:
untuk 20x pengambilan=17:3
untuk 40x pengambilan=31:9
untuk 60x pengambilan 46:14
Perbandingan genotipe mendekati 1:2:1 dan fenotipe mendekati 3:1.hal ini sesuai dengan teori mendel tentang hukum pemisahan (segregasi)/Hukum mendel 1.
3.      Genotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup dan bersifat tetap. Dalam genetika genotip ditulis dengan menggunakan symbol huruf dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu. Fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya warna bunga merah, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis, dan sebagainya. Gen dikatakan dominan apabila gen tersebut bersama dengan gen lain (gen pasangannya), akan menutup peran/sifat gen pasangannya tersebut. Sifat dominan ditulis dengan huruf besar.Gen dikatakan resesif apabila berpasangan dengan gen lain yang dominan ia akan tertutup sifatnya (tidak muncul) tetapi jika ia bersama gen resesif lainnya (alelanya) sifatnya akan muncul. sifat gen resesif ditulis dengan huruf kecil.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2013.Genetika.http://kacang.blogspot.com/2013/08/genetika-hukum-mendel.html                            diakses tanggal 22 Maret 2014
Suryo. 2008. Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Suryati,Dotti.2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu. Bengkulu






















Pertanyaan:
1.      Berapa macam pasangan genotipe yang anda peroleh ?
2.      Berapa perbandingannya ?
3.      Jika model gen merah dominan, berapa perbandingan fenotipe yang diperoleh ?
4.      Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan Model 2 ini ?
Jawaban:
1.      Ada tiga pasang genotipe yakni MM (merah-merah),Mm (merah-putih),dan mm (putih-putih).
2.      pengambilan 20X
MM          :        Mm        :          mm
  7             :         10          :           3
pengambilan 40X
MM          :        Mm        :          mm
 11            :         20          :            9
pengambilan 60X
MM          :        Mm        :          mm
  15           :          31         :           14
Berdasarkan hasil yang diperoleh perbandingan genotipe mendekati 1:2:1
3.      Jika merah dominan maka fenotipe yang diperoleh adalah:
untuk 20x pengambilan=17:3
untuk 40x pengambilan=31:9
untuk 60x pengambilan 46:14
sehingga perbandingan keseluruhan mendekati angka 3:1 atau 75% merah dan  25% putih
4.      Berdasarkan percobaan,pada persilangan monohibrid setiap pengambilan peluang keturunan selanjutnya mempunyai genotipe rata-rata mendekati perbandingan 1:2:1 dan fenotipe mendekati 3:1.hal ini sesuai dengan teori mendel tentang hukum pemisahan (segregasi).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar